Malam – malam Truk Angkut Babi Lewati Jalan Trans Kalimantan, Warga Teriak tapi Tak Digubris

Annanews.co.id || Kubu Raya, Kalbar – Sejumlah truk bermuatan babi yang melintas di Jalan Trans Kalimantan, tepat di depan Polres Kubu Raya, menuai kecaman keras dari masyarakat. Bau menyengat yang ditimbulkan muatan ternak tersebut mengganggu pengguna jalan dan warga sekitar. Peristiwa ini terjadi pada Jumat, 14 Februari 2025, sekitar pukul 22.00 WIB, dan viral di berbagai grup WhatsApp.

Seorang warga berinisial SN menyampaikan kekesalannya kepada awak media. Ia menilai para sopir dan pengusaha ternak babi tidak mempertimbangkan dampak pencemaran udara terhadap masyarakat luas. “Mereka seolah tidak memiliki adab dan budaya, serta tidak memikirkan bagaimana bau ini mengganggu banyak orang,” ujarnya.

Keluhan serupa datang dari warga yang bermukim di sepanjang jalan tersebut. Mereka mengecam keras para pengangkut ternak yang sering melintas tanpa memperhatikan dampak lingkungan, terutama pencemaran udara yang mengganggu aktivitas masyarakat. “Udara jadi tercemar, penciuman terganggu, dan kami yang mayoritas Muslim merasa tidak dihargai,” ujar seorang warga berinisial RB.

Selain menimbulkan keresahan, aktivitas pengangkutan babi ini diduga melanggar sejumlah aturan terkait transportasi ternak. Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 114 Tahun 2014 tentang Lalu Lintas Hewan dan Produk Hewan, pengangkutan ternak wajib memenuhi standar kebersihan dan kesehatan untuk mencegah pencemaran lingkungan.

Di sisi lain, pengangkutan ternak juga harus memenuhi ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Pasal 307 UU tersebut menegaskan bahwa kendaraan angkutan barang harus sesuai dengan peruntukannya dan tidak mengganggu keselamatan maupun kenyamanan pengguna jalan lainnya. Jika terbukti melanggar, pemilik kendaraan dan pengusaha dapat dikenakan sanksi administratif maupun pidana.

Masyarakat juga menyoroti lemahnya pengawasan dari pihak berwenang. Mereka menilai, tidak adanya tindakan tegas dari aparat hukum dan pemerintah daerah menunjukkan adanya pembiaran. “Seharusnya ada regulasi dan pengawasan ketat. Ini jalan nasional, masih banyak masyarakat yang beraktivitas pada jam segitu. Jangan sampai ada permainan kepentingan di balik pembiaran ini,” tambah RB.

SN juga mengaku sempat mengalami intimidasi saat merekam peristiwa tersebut. Saat ia mengambil video truk bermuatan babi, seorang pria berbadan besar yang mengendarai sepeda motor Vario mendekatinya dengan gerak mencurigakan. “Saya langsung tancap gas karena merasa terancam,” ujarnya.

Dari pantauan warga, ada lima truk yang melintas malam itu—dua menuju Siantan dan tiga lainnya ke arah Jalan Trans Kalimantan menuju Desa Jawa Tega. Hingga berita ini diterbitkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak terkait mengenai peristiwa ini.

Masyarakat mendesak pihak kepolisian, pemerintah daerah, dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk segera turun tangan menertibkan pengangkutan ternak babi yang tidak sesuai aturan agar tidak lagi merugikan masyarakat luas. (Red)

(Tim Redaksi)

Exit mobile version