Annanews.co.id || Binjai – Ditengah maraknya judi dan narkoba yang berada di Wilayah Hukum polres binjai. Terlihat jelas jika polres binjai lebih lemah seakan tidak mampu menutupnya bahkan terlihat jelas dan terang terangan jika judi dan narkoba sudah memiliki atensi atau pembayaran ke polres binjai tersebut.
Hal itu terkonfirmasi kepada kapolres binjai, (Kamis, 16 mei 2024)
Dilain sisi saat menonton eksekusi rumah Alm Simorangkir oleh polres binjai ada seorang lelaki berbisik dengan sampingnya “bagaimana lokasi barak dan judi kalian bang kenapa ya kalian lebih bebas tak pernah di eksekusi apalagi yang di brahrang itu cukup terang terangan masa rumah begini aja berani nya polres binjai ini kan bang? pungkas seorang lelaki yg sedang nonton eksekusi, kalau kami kan sudah ada setoran bang mana ada berani orang dibinjai ini buka judi selain si x bos kami”. kata lelaki berbaju hitam saat itu
Mendengar hal itu pihak media konfirmasi kepada kapolres AKBP Rio Alexander Panelewen S.Ik namun bungkam saat dikonfirmasi terkait judi tersebut. namun terkonfirmasi masalah pembongkaran rumah seorang tukang tempel ban “nanti saya cek ke anggota bang”. Pungkasnya.
Dilain sisi Dikonfirmasi kepada pemilik rumah atas pembongkaran rumahnya yang dimanfaatkan selama ini sebagai tempat tinggal dan tempat usaha tempel ban.
“Ya bang margaku siahaan ini rumah mertuaku mendiang bang marga simorangkir, namun kami tidak mengetahui kenapa kami tidak ada peringatan pengadilan langsung main bongkar aja rumah ini dan usaha saya sebagai tukang tempel ban sepeda motor juga dihancurkan bang”. Pungkas siahaan sebagai menantu dari ahli waris
“Semalam pihak organisasi pejuang juga sudah datang makanya kami cet rumah tersebut karena kami sudah ijin kan kami tidak ada pengacara mereka lah membantu untuk cet agar jangan di tumbang dulu dan agar ada pertimbangan sebelum eksekusi karena baru semalam (selasa, 14/05/2024) mereka mengetahui kronologis dari kami”. Pungkas br Morangkir.
Ditanya juga dimana tinggal setelah eksekusi, pihak pemilik rumah yang tinggal selama ini menyatakan jika mereka sementara dapat kontrakan Tinggal Memakai Tenda Karena Belum Ada Persiapan Sebelumnya.
“Ya bang, kami tinggal di tenda plastik ini aja dulu menunggu dapat tempat tinggal agar kami bisa nanti cari kontrakan baru,. Masalah biaya bang kami pinjam dulu lah entah kemana karena kami juga masih mau memperjuangkan anak kami yang masih sekolah ini”. Pungkas siahaan dengan wajah sedih
Terlihat juga setelah eksekusi pihak APH berfoto senyum dan dibarengi pemenang eksekusi bersuku tionghoa bernama Atek. (Red)