Annanews.co.id || Jakarta – Istilah -istilah seperti “Muntaber” dan “Bodrex” dalam dunia kewartawanan jadul memang memberikan gambaran sekilas tentang dinamika dan tantangan profesi ini di masa lalu.
1. Muntaber (Muter-muter Tanpa Berita)
Istilah “Muntaber” secara harfiah berarti diare. Dalam konteks kewartawanan jadul,
“Muntaber” adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan situasi di mana seorang wartawan berputar-putar mencari berita, namun tidak mendapatkan hasil atau berita yang signifikan. Artinya, wartawan tersebut telah melakukan perjalanan dan upaya untuk mencari informasi, tetapi pulang dengan tangan hampa, tanpa membawa berita yang layak untuk diterbitkan.
Istilah ini menggambarkan kesulitan dan tantangan yang dihadapi wartawan dalam mencari dan mengumpulkan informasi pada masa lalu. Keterbatasan teknologi, akses informasi yang sulit, dan persaingan yang ketat antar media dapat menjadi faktor penyebab “Muntaber”.
Seorang wartawan yang mengalami “Muntaber” bisa jadi kurang beruntung, kurang cakap dalam mencari informasi, atau mungkin kurang memiliki jaringan yang luas.
2. Bodrex (Bondo Corat-coret)
Istilah “Bodrex” dalam konteks ini, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, tidak ada kaitannya dengan merek obat sakit kepala.
“Bodrex” dalam dunia kewartawanan jadul adalah istilah yang berkonotasi negatif, merujuk pada praktik suap atau gratifikasi yang melibatkan oknum wartawan. “Bondo” berarti modal atau uang, dan “corat-coret” mengacu pada aktivitas menulis atau membuat berita.
Secara harfiah, “Bondo Corat-coret” dapat diartikan sebagai “modal (uang) untuk menulis”. Istilah ini menyiratkan bahwa oknum wartawan menerima uang atau hadiah dari narasumber dengan imbalan pemberitaan yang menguntungkan pihak tertentu.
Praktik “Bodrex” jelas melanggar kode etik jurnalistik dan dapat merusak integritas profesi wartawan. Berita yang dihasilkan oleh wartawan “Bodrex” cenderung tidak berimbang, tidak akurat, dan bias.
Perbandingan dengan Kondisi Kewartawanan Modern
Tentu saja, lanskap kewartawanan telah banyak berubah sejak era “Muntaber” dan “Bodrex”. Kemajuan teknologi, internet, dan media sosial telah memudahkan akses informasi dan mempercepat proses penyampaian berita.
Namun, tantangan-tantangan baru juga muncul, seperti penyebaran berita palsu (hoax), disinformasi, dan polarisasi informasi.
Meskipun demikian, etika jurnalistik yang baik dan profesional tetap menjadi landasan penting bagi wartawan dalam menjalankan tugasnya. Istilah-istilah seperti “Muntaber” dan “Bodrex” dapat menjadi pengingat akan tantangan dan godaan yang selalu ada dalam dunia kewartawanan, serta pentingnya menjaga integritas dan profesionalisme dalam bekerja.
Istilah “Muntaber” dan “Bodrex” adalah bagian dari sejarah kewartawanan di Indonesia. Keduanya menggambarkan tantangan dan praktik yang terjadi pada masa lalu. Meskipun kondisi kewartawanan telah berubah, nilai-nilai etika dan profesionalisme tetap relevan dan penting untuk dijunjung tinggi oleh setiap wartawan. (Red)