Fenomena Pilkada Asahan 2024

Annanews.co.id || Asahan – Apakah hanya 2 sosok ini yang mampu membangun asahan 5tahun ke depan menjadi lebih baik dari hari ini?

Menurut saya, jawabannya IYA

Logikanya simple
Mulai awal tahun 2024 pasca pemilu februari lalu, ada beberapa sosok individu yang mungkin sama – sama kita ketahui yang mendeklarasikan personalnya untuk maju sebagai kandidat Calon Kepala Daerah untuk kabupaten Asahan
dan masing – Masing dari mereka telah mendaftarkan diri di berbagai Partai Politik tanpa terkecuali di partai – partai tempat mereka bernaung.

Namun nyatanya, hanya 2 sosok ini yang mendapatkan dukungan dari berbagai macam partai politik dan kelompok – kelompok masyarakat.

Hal ini membuktikan bahwa, dari segi komunikasi politik orang – orang yang berniat maju dalam kontestasi pilkada tersebut GAGAL alias TIDAK MAMPU untuk meyakinkan berbagai macam Partai Politik untuk mengusung maupun mendukung mereka.

Kedua figur ini telah membuktikan SEMINIMALNYA mereka mampu MEYAKINKAN dalam membangun komunikasi politik ke berbagai partai politik yang ada terutama kepada para kelompok masyarakat yang sampai hari ini banyak yang mendeklarasikan mendukung pasangan ini dan menaruh harapan untuk rumah kita yg sama – sama kita sebut sebagai Kabupaten Asahan.

*FENOMENA KOTAK KOSONG / KOLOM KOSONG*

Memilih Kotak kosong/kolom kosong adalah bagian dari demokrasi
Perlu sama – sama kita ketahui bahwa mengambil sikap untuk memilih dan mendeklarasikan kotak kosong adalah hal yang di perbolehkan oleh konstitusi dalam berdemokrasi di Negara kita.

*Nah apakah Kotak Kosong adalah Solusi?*
Jawabannya TIDAK
Logikanya simple
Asahan ini adalah RUMAH warga Asahan
Apakah mungkin orang lain yang notabenenya bukan pemilik rumah mau membesarkan rumah yang bukan miliknya?
Kenapa demikian, karena apabila kotak kosong menang dlm pilkada maka yang akan memimpin daerah adalah PJ yang di tunjuk oleh pemerintah yang tidak memiliki beban politik dan beban dalam berkonstituen dalam bermasyarakat.

Satu – satunya harapan kita supaya rumah kita yang kita sebut sebagai Asahan ini Lebih Maju adalah harus di pimpin orang Asahan, dan jawabannya adalah TAUFIK dan RIANTO.

Bukan tanpa alasan, karena sampai dengan hari ini KPUD Asahan telah membuka perpanjangan pendaftaran Calon Kepala Daerah dan TIDAK ADA satupun orang ataupun kandidat lain yg berusaha mendaftarkan diri sebagai kompetitor di perhelatan PILKADA ASAHAN 2024.

para oknum – oknum yang menamai diri mereka sebagai relawan kotak kosong hanyalah segelintir orang yang sensitif dan memiliki sikap PESIMISME untuk Kabupaten Asahan
Artinya kita butuh OPTIMISME dalam membangun rumah kita yang sama2 kita cintai ini.

*APAKAH DENGAN ADANYA SATU PASLON MENUNJUKKAN KEMUNDURAN DEMOKRASI ??*
Jawabannya TIDAK
Demokrasi telah di mulai sejak seluruh partai politik membuka pendaftaran calon kepala daerah

KETERBATASAN PENGETAHUAN para OKNUM Penggagas kotak kosonglah yg bilang ini kemunduran demokrasi padahal sejatinya TIDAK
Krn demokrasi telah di mulai sejak berbagai parpol membuka pendaftaran calon kepala daerah
Artinya kompetisi telah dimulai sejak partai politik membuka pendaftaran calon kepala daerah untuk asahan khususnya.

Demokrasi tidak akan mati selama masih ada sosial kontrol yang bergerak dilapangan
– Masih ada DPRD sebagai badan pengawasan
– Masih ada Wartawan/Pers
– Masih ada Mahasiswa sebagai Agent of Change, Social Control, dan Iron Stock
– Masih ada kelompok – kelompok swadaya masyarakat yang kapan saja bisa menyuarakan keresahan dan pendapat
Dan masih banyak lagi

Untuk itu, marilah kita songsong arah kemajuan daerah melalui semangat OPTIMISME dan jangan ikuti kelompok – kelompok yang PESIMIS
bahkan negara kita bisa merdeka diawali dengan semagat OPTIMISME para pejuang melawan Penjajahan

Ungkap pria yg sering disapa Bang Tanjung pada Rabu (04/09/2024). (Red)

Exit mobile version