Annanews.co.id || Langkat – Kodim 0203/Langkat menjadi pihak pertama di Indonesia yang mengubah rawa menjadi lahan pertanian padi untuk meningkatkan daya dukung ketahanan pangan secara nasional maupun kewilayahan.
Terobosan Kodim 0203/Langkat itu terjadi saat melakukan kick off Upaya Khusus Optimasi Lahan Rawa TA 2024 pada Sabtu (23/3/2024) di Lapangan Balai Pertemuan Masyarakat Dusun Sendayan, Desa Securai Selatan, Kecamatan Babalan, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
Kick off dilakukan Dandim 0203/Langkat, Letkol Inf M Eko Prasetyo bersama Stafsus Kementan RI, Dr Ir Sam Herodian, MS, IPU, APEC Eng, Pj Bupati Langkat, M Faisal Asrimy AP, MA, Kadistan dan Hanpangan Provsu, Rajali, SSos, MSP, serta Aster Kasdam I/BB, Kolonel Arh Dedik Ermanto, SIP, MPd.
Letkol M Eko Prasetyo menjelaskan, Upsus Optimasi Lahan Rawa ini hasil kerja sama Kodim 0203/Langkat dengan Distan dan Hanpangan Langkat.
Kadistan dan Hanpangan Langkat, Henri Tarigan, SPt, MMA, menguraikan, dalam kerja sama ini akan dilakukan normalisasi saluran seluas 6.577 m² dan pembanguan dua pintu air.
“Dengan kegiatan ini diharapkan akan meningkatkan produktivitas padi di wilayah Kabupaten Langkat dari 4,8 ton per hektar menjadi 5,8 ton per hektar,” ungkap Henri Tarigan.
Sementara, Dr Sam Herodian mengaku sangat mengapresiasi terobosan yang dilakukan dalam rangka Upsus Optimasi Lahan Rawa ini.
Diuraikannya,salah satu potensi lahan yang dapat digunakan untuk meningkatkan produksi pangan nasional khususnya padi dan jagung adalah lahan rawa dan lahan kering yang belum dimanfaatkan secara optimal.
“Kita dari semua pihak mulai dari pemerintah pusat hingga daerah untuk fokus melakukan upaya peningkatan produksi pangan melalui pemanfaatan lahan rawa baik pasang surut maupun lahan tadah hujan atau non irigasi di sejumlah daerah,” ujarnya.
Sam Herodian berharap, Upsus Lahan Rawa di wilayah Kodim 0203/Langkat ini bisa menjadi proyek percontohan bagi daerah lain di tanah air.
“Kita ketahui kondisi sekarang ini memprihatinkan, karena ada krisis global, jika krisis ekonomi, petani masih bisa bertahan, jika krisis kesehatan juga masih bisa dilewati, tetapi kalau krisis pangan, itu bisa melompat menjadi krisis politik dan bisa menyebabkan konflik sosial, dan itu berbahaya,” tegasnya. (Red)