Annanews.co.id || Bekasi – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Bekasi menggelar diskusi dengan tiga calon Bupati Bekasi di Swissbellin Jababeka, Selasa, 29 Oktober 2024. Pembahasan utama adalah Indonesia Emas 2043.
Dani Ramdan menjadi calon Bupati Bekasi yang dihadirkan pertama dalam diskusi ini. Selanjutnya BN Holik Qodratulloh pada pukul 13.00 WIB dan Ade Kuswara Kunang setelahnya.
Namun, Ade Kuswara Kunang yang semula dijadwalkan datang sore itu batal hadir.
“Iya, pak Ade batal hadir. Mungkin (tidak hadir karena) beliau ada kegiatan lain yang lebih penting,” kata Ketua Panitia Diskusi Calon Bupati Bekasi dengan Kadin, Rizki Purnomo kepada wartawan.
Dalam pantauan media, Dani Ramdan memaparkan rencana kerja Tap Tap Tap di hadapan 30 asosiasi pengusaha dan profesi yang tergabung Kadin Kabupaten Bekasi.
Dani berjanji meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengutamakan pengusaha daerah untuk berpartisipasi dalam pembangunan.
Mendengar janji mantan Pj Bupati Bekasi tersebut, salah satu pengurus asosiasi merebut mic di tangan peserta lainnya dan ‘menyerang’ Dani Ramdan dengan ungkapan kekecewaan terhadap kinerja Dani Ramdan selama 2 tahun lebih menjabat Pj Bupati Bekasi.
“Saya Rahmatulloh dari Gapeknas, pak, mewakili rekan rekan kontraktor dan pemborong tadi saya simak secara detil dan seksama program bapak, mungkin bagus, desainnya seolah-olah ingin memajukan, ingin memakmurkan, tapi detilnya ada yang kurang nih pak,” kata dia.
Karena, lanjut Rahmatulloh, ketika ada proyeknya orang luar yang menikmati, pengusaha lokal hanya menonton.
“Saya prihatin, dulu proyek saya puluhan miliar, tapi di zaman bapak, zero persen gak ada proyek pisan, sangat ironis dengan alasan-alasan,” beber Wakil Ketua Gapeknas Kabupaten Bekasi itu.
Ditambahkannya lagi bahwa program calon Bupati Bekasi nomor urut 1 tersebut tidak mengedepankan persoalan budaya.
“Sedangkan budaya ini aset bangsa sebagai karya agung warisan pendahulu, ini harus jadi poin calon Bupati Bekasi”.
“Sekian dan terimakasih,” teriak Rahmatulloh dengan nada marah seraya meninggalkan area diskusi.
Peserta lainnya yang berasal dari asosiasi pengusaha dan profesi, juga tampak meninggalkan area diskusi dan memilih untuk menikmati hidangan makan siang yang disiapkan oleh panitia.
Agak berbeda dengan calon Bupati Bekasi nomor urut 2, BN Holik Qodratulloh. Antusias peserta terlihat sejak turun dari kendaraan Alphardnya.
Calon Bupati kesayangan Presiden RI Prabowo Subianto itu bahkan dikawal para pengurus asosiasi hingga menuju lokasi diskusi.
BN Holik Qodratulloh sempat berhenti di gerai UMKM dan belanja cendera mata, kuliner serta produk unggulan asli UMKM Kabupaten Bekasi tersebut.
Mengawali diskusi, Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Kabupaten Bekasi, Obing Fachrudin menghadiahi BN Holik dengan sebuah pantun.
“Daun Selasih dimakan Kuda, Kuda dipake untuk arus balik, di Bekasi menjelang pilkada, di pilkada harus memilih haji BN Holik,” ujar Obing Fachrudin disambut gemuruh antusias peserta.
Dalam paparannya, BN Holik Qodratulloh menyebut pentingnya penguatan hubungan yang harmonis dan tegak lurus antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat.
“Hubungan yang harmonis akan menciptakan gairah kerja dan saya percaya Pak Prabowo tidak sembarangan memilih seseorang untuk ditempatkan menjadi Kepala Daerah,” kata BN Holik mengawali paparannya.
Dia menjawab setiap pertanyaan dari peserta, dan berkomitmen menempatkan Kadin sebagai partner pemerintah dalam mengelola potensi industrial di Kabupaten Bekasi untuk kesejahteraan masyarakat.
“Insya Allah terpilih menjadi Bupati Bekasi, saya siapkan karpet merah untuk semua asosiasi pengusaha dan profesi yang hadir hari ini, yuk kita bersama-sama membahas kemakmuran dengan seluruh pemangku kepentingan,” ungkapnya.
Karena, target dari pembangunan ini kuncinya adalah mencapai kemakmuran.
“Untuk mencapai kemakmuran ini, harus bekerjasama antara pemerintah, pengusaha, antara buruh, petani, nelayan, koperasi, dan pers, kerja sama ini adalah kunci keberhasilan,” kata BN Holik Qodratulloh.
Dia pun menyebut, Kabupaten Bekasi memiliki potensi yang besar dari sektor industri.
“Nah jika, presidennya, gubernurnya dan bupatinya sudah satu garis lurus, kenapa tidak bisa potensi-potensi tersebut yang selama ini dikendalikan pusat, nanti kita minta kepada presiden agar diserahkan pengelolaan dan pemanfaatannya oleh daerah, untuk itu kita harus bekerja sama,” ungkapnya.
Dia memastikan, industri-industri yang ada di Kabupaten Bekasi akan menerapkan konsep ESG (Environment, Social, Good Governance), yang tidak hanya mengejar keuntungan semata, melainkan juga memperhatikan segi kebermanfaatan usaha bagi lingkungan, masyarakat, dan pemerintah.
“Karena pada kenyataannya, penerapan ESG ini bisa membuat nilai perusahaan menjadi naik secara signifikan dalam jangka panjang,” pungkasnya.
Usai diskusi bersama sejumlah pengurus Kadin, asosiasi pengusaha dan profesi tersebut, BN Holik Qodratulloh menyepakati komitmen menbangun Kabupaten Bekasi bersama Kadin Kabupaten Bekasi. (Red)