Annanews.co.id || Jakarta, 12 Oktober 2025 – Di tengah maraknya wacana reformasi institusi Kepolisian Republik Indonesia (Polri), Ketua Umum Fast Respon Polri, Agus Flores, menegaskan bahwa Polri masih merupakan institusi yang paling dipercaya oleh masyarakat. Ia memperingatkan bahwa segala bentuk upaya pembubaran atau pelemahan institusi ini berpotensi menggoyang stabilitas negara.
> “Kepercayaan masyarakat hanya kepada Polri. Jika Polri bubar, maka negara akan goyah,” tegas Agus Flores dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi pada Sabtu (12/10).
Pernyataan tersebut disampaikan menanggapi berbagai sorotan terhadap kinerja Polri belakangan ini, termasuk dorongan dari sejumlah pihak untuk melakukan reformasi struktural. Namun, menurut Agus, tidak semua desakan reformasi dilandasi semangat memperbaiki. Ia menyebut sebagian dorongan tersebut berasal dari pihak-pihak yang memiliki motif pribadi dan merasa kecewa karena tidak lagi memiliki akses kekuasaan.
> “Reformasi Polri hanya menjadi isu karena sakit hati dari kelompok yang saya anggap sebagai pengkhianat negara dan pengkhianat pimpinan. Hanya di Polri nilai Satya Haprabu masih dipegang teguh,” ujarnya.
Agus menjelaskan, Satya Haprabu adalah falsafah yang berarti kesetiaan kepada pemimpin yang adil, dan menjadi salah satu prinsip yang dijunjung tinggi di lingkungan Polri. Ia menilai bahwa dalam dinamika ketatanegaraan saat ini, Polri tetap menjadi institusi yang paling siap menjaga keamanan, ketertiban, dan keutuhan bangsa.
Fast Respon Polri: Waspadai Politisasi Reformasi sebagai organisasi yang aktif menyuarakan aspirasi masyarakat terkait institusi kepolisian, Fast Respon Polri menyerukan kewaspadaan terhadap pihak-pihak yang mencoba menjadikan wacana reformasi sebagai alat politik atau kendaraan kepentingan kelompok tertentu.
> “Kami tidak menolak evaluasi. Tapi jangan jadikan reformasi sebagai tameng untuk menyerang institusi. Polri hari ini sudah semakin transparan, akuntabel, dan terbuka terhadap masukan. Namun semua itu harus tetap dalam koridor hukum dan etika,” ujar Agus.
Ia juga menambahkan bahwa tantangan yang dihadapi Polri bukan hanya dari luar, tapi juga dari infiltrasi opini-opini publik yang dibentuk secara sistematis oleh kelompok yang ingin mendiskreditkan Polri di mata rakyat.
Perlu Dukungan, Bukan Pelemahan Agus mengajak seluruh elemen masyarakat untuk tidak terjebak dalam narasi yang melemahkan Polri. Ia menilai, di tengah situasi geopolitik dan sosial yang dinamis, negara justru membutuhkan Polri yang kuat, solid, dan profesional.
> “Kalau ada oknum yang menyimpang, mari kita dorong agar ditindak tegas. Tapi jangan merusak kepercayaan terhadap institusi hanya karena ulah segelintir orang. Polri adalah tulang punggung keamanan nasional,” katanya.
Ia juga mengajak generasi muda, tokoh masyarakat, dan pemimpin daerah untuk ikut menjaga marwah Polri sebagai bagian dari upaya menjaga kedaulatan dan ketertiban bangsa.
Dukungan Terus Mengalir dari Masyarakat
Di berbagai daerah, sejumlah elemen masyarakat juga menyatakan dukungannya terhadap Polri. Mereka menyampaikan bahwa kehadiran aparat kepolisian masih sangat dibutuhkan, terutama dalam menjaga keamanan di tengah berbagai potensi gangguan kamtibmas.
> “Wajar kalau ada kritik. Tapi lebih bijak kalau kritik itu dibarengi dengan solusi, bukan provokasi. Polri hari ini sudah jauh lebih baik, mari kita dukung bersama,” ujar Ali Mahmud, tokoh masyarakat di Surabaya.
Dengan dukungan publik yang terus menguat dan komitmen reformasi internal yang terus berjalan, Fast Respon Polri optimistis bahwa Polri akan terus tumbuh sebagai institusi yang responsif, modern, dan dicintai masyarakat. (Red)