Annanews.co.id || Deli Serdang – Merasa difitnah dan mengungkap kebenaran versi sendiri adalah hal wajar. Namun, fakta uang serangan fajar calon bupati (cabup) Deli Serdang nomor urut 02 Asriluddin Tambunan tidak bisa dibendung, kecuali memainkan teknik playing victim agar mendapat simpati publik.
Berdasarkan penelusuran tim Aktual Media Grup, Kamis 21 November 2024, 5 orang oknum Camat dari Kecamatan Patumbak, Namorambe, Percut Sei Tuan, Pantai Labu dan Galang menggotong uang sebayak Rp 12 miliar dari salah satu rumah yang berada di Jalan Sei Musi Kota Medan.
Kelimanya menumpang di dua mobil berbeda yakni Toyota Rush dan Honda HRV untuk menuju ke Kabupaten Deli Serdang.
Akan tetapi, di tengah jalan oknum – oknum camat tersebut mulai menjalankan teknik pengelabuan dengan memindahkan uang Rp 12 miliar yang telah disusun rapi dalam kardus dari Honda HRV ke mobil Mitsubishi Expander.
“Itu duit kontan pecahaan 100 ribu diletakkan di dalam kardus tin dan selanjutnya di bawa guna di bagi – bagi,” jelas sumber yang meminta disembunyikan identitasnya.
Kennedy Tarigan selaku Camat Patumbak sempat membantah peristiwa itu, dan menyebutnya sebagai fitnah di sebuah media online. Akan tetapi, saat dikonfirmasi, Minggu (24/11/2024) langsung oleh tim Aktual Online, ia tidak memberikan penjelasan tentang prahara itu.
Menangapi hal itu ketua umum Pujakesuma Eko Sopianto meminta agar penegak hukum melakukan penyelidikan terkait hal itu.
“Kita gak asal ngomong ini fakta yang terjadi. Tentu saja, pihak penegak hukum bisa bergerak cepat mencari tau pemilik mobil yang membawa uang tersebut mengingat perbuatan yang dilakukan para oknum ASN ini dapat menimbulkan dampak yang buruk bagi masyarakat dan kenetralan oknum ASN di dalam pilkada Deli Serdang. Mereka ini musang berbulu domba serta tak tau diri padahal mereka digaji negara untuk menjaga nama baik negara di masyarakat dan bukan jadi benalu,” cecarnya.
Jika hal ini dibiarkan, Eko Sopianto takut Pilkada 2024 yang kondusif saat ini bisa menjadi rusuh. Karena, jika polisi pengawas demokrasi maupun penegak hukum tutup mata, maka jalan satu – satunya menegakkan demokrasi adalah bergerak dan menyetop kecurangan itu sendiri. Memang, dampaknya bisa keos. (Red)