Rektor USU Tak Diterge Sufmi Dasco Untuk Menangkan Bobby Nasution

Annanews.co.id || Medan – Rektor USU Muryanto Amin kabarnya tak diterge jumpa Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco untuk memenangkan Bobby – Surya di Pilgub Sumut. Kabar ini menjadi pembicaraan hangat di kalangan kader HMI di Sumatera Utara. Muryanto pun putar balik dengan kekuatan akedimisinya dan kelompok IPDN.

Pemilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) 27 November 2024, yang tinggal hitungan hari ini semakin tinggi konstalasi politiknya. Setelah aksi mahasiswa USU yang mengecam Muryanto Amin ‘cawe cawe’ dengan Calon Gubernur Sumut Bobby Nasution, kini menguak peran Muryanto Amin sesungguhnya.

Muhammad Yusuf Tambunan dengan gamblang membeberkan informasi yang diterimanya tentang peran Rektor USU Muryanto Amin di balik pencalonan menantu mantan Presiden Jokowi yang berpasangan dengan Surya mantan Bupati Asahan.

Yusuf yang pernah Ketua Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam (LDMI) HMI Cabang Medan periode 1990 – 1992 ini mengatakan selain menjadi mentor Bobby – Surya di debat publik Pilgub Sumut, ternyata Rektor USU juga menjadi operator kelompok IPDN khususnya Pj. Kepala Daerah yang menjadi relawan paslon nomor urut 01.

“Yang kita terima ini sudah berkembang di kalangan HMI, hanya saja kawan kawan HMI masih segan membukanya ke publik. Demi menyelamatkan demokrasi di Sumut, ini saya sampaikan,” ungkap Yusuf Tambunan kepada wartawan di Medan, Kamis 21 November 2024.

Muryanto, kata Yusuf, ternyata pernah menjumpai Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dadco untuk memenangkan Bobby – Surya di Pilgub Sumut melawan Edy – Hasan. Itu pertemuan terjadi sebelum debat publik pertama dilaksanakan oleh KPU Sumut.

Namun sayangnya, lanjut Yusuf, apa yang diharapkan Muryanto bertemu dengan Sufmi Dasco tidak seperti yang diinginkannya untuk kemenangan Bobby – Surya.

“Muryanto Amin tak diterge bertemu Sufmi Dasco soal Bobby Nasution di Pilgub Sumut. Kasihan memang dia, sekelas Rektor USU tak dihargai datang ke Jakarta. Entah dimana ini salahnya dia itu yang masih jadi pertanyaan kami di kalangan HMI,” kata Yusuf.

Selain menjadi operator kelompok IPDN yang menjadi relawan Bobby – Surya, plus mentor debat publik, Muryanto Amin juga yang mengatur sistem kerja aplikasi dan server data pemilih Bobby – Surya di 33 kabupaten kota di Sumut.

Kota Medan, kata Yusuf, rencana itu sudah terpublis dengan ‘Kode Biru dan Abu-abu’ yang kendalinya dipegang oleh Pj. Sekda Medan Topan Ginting, yang merupakan kelompok IPDN.

“Relawan Blok Sumut itu yang membukanya soal kode biru dan abu-abu Pemko Medan. Pola yang sama itu kabarnya juga diterapkan di kabupaten kota, khususnya yang Pj. Kepala Daerah dari IPDN. Ketua tim lapangan kelompok IPDN itu diserahkan kepada Pj. Bupati Langkat Faisal Hasrimi. Yang megang dana operasional kabarnya juga orang dekat Bobby, yang dia itu telah dua kali mangkir dipanggil KPK. Kalau tak salah panggilannya si Noel,” jelasnya.

Yusuf Tambunan yang juga pernah menjabat Ketua Bidang Kekaryaan Partisipasi Pembangunan Regional Badko HMI Sumut 1992-1993, ini terus menyeritakan soal Rektor USU Muryanto Amin yang menjadi operator Bobby – Surya dengan target menang minimal 68%.

“Modusnya, data warga yang masuk diimput melalui aplikasi ke server dengan target merekat dapat 75% suara pasti dari setiap TPS di 33 kabupaten kota. Minimal Bobby – Surya di Pilgub Sumut, mereka mau minimal menang 68%. Edy – Hasan cukup 28% dengan margin eror 4% dari jumlah DPT,” beber Bendum Badko HMI Sumut 1993 – 1994 ini.

Menurut Yusuf, tim paslon 01 tak tanggung tanggung kerjanya dengan bantuan finansial yang sangat besar dan berbanding terbalik dengan Edy – Hasan. Kabarnya, Noel mendapatkan dana tersebut dari Pj. Sekda Medan Topan Ginting untuk disuplay ke kelompok relawan IPDN.

Masih Yusuf, dirinya mengaku tidak mengetahui persis bagaimana pencairan dana ke kelompok IPDN, dan dari mana dananya diperoleh Noel dan Topan Ginting.

Sampai dengan tivi nasional, kata Yusuf, sudah dilakukan kerja sama real count suara Bobby – Surya yang tersimpan di server untuk dijadikan quick count di tivi nasional paska pencoblosan, atau muncul saat penghitungan suara. Target permintaan real count ke quick count nantinya diikuti pada penghitungan akhir KPU Sumut.

“Ini yang kita jaga, karena sifat manusia itu ada malasnya dan menerima yang sudah ada. Ini bahayanya skenario kerja yang diciptakan Rektor USU itu,” tegas Yusuf Tambunan.

Ketua Umum SP. DPW Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI) Sumut periode 1998 – 2003 ini juga mendapatkan kabar penyelenggara Pilgub Sumut telah menerima mahar data warga yang diimput dari aplikasi ke server untuk ditayang di tivi nasional.

“Merinding kita mendengar informasi tentang cara kerja tim paslon 01 ini untuk mengalahkan Edy – Hasan di Pilgub Sumut. Semua yang merencanakan ini kabarnya Rektor USU Muryanto Amin. Kita doakan semoga KPU dan Bawaslu Sumut melawan dengan situasi yang mereka hadapi,” tutup Yusuf Tambunan. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *