Annanews.co.id || Jakarta – Bus Transjakarta adalah salah satu transportasi Unggulan yang di istimewakan warga Jakarta yang dikelola oleh BUMD Jakarta dalam transportasi penumpang ke tujuan nya, Rabu (28/08/2024).
Transjakarta adalah sistem transportasi Bus Rapid Transit pertama di Asia Tenggara dan Selatan, yang beroperasi sejak tahun 2004 di Jakarta, Indonesia. Sistem ini didesain berdasarkan sistem TransMilenio di Bogota, Kolombia.
Kelemahan Manejemen Bus Transjakarta membuat kerugian pada masyarakat umum dalam manfaat Bus Transjakarta dikarenakan kurang pemantauan lokasi operasional di lapangan.
Perlu diketahui oleh pihak manajemen Transjakarta bahwa pengaturan, pengarahan dan Pemberian informasi pada Penumpang/Pengguna Bus Transjakarta melalui Pramusapa dan Penjaga Keamanan di seluruh Bus stop yang tersedia setiap Zona/Rute meresahkan Penumpang.
Pembiaran penumpang ramai memasuki Bus Transjakarta yang sudah padat berdiri memicu para pencopet berkesempatan berkeliaran bebas melakukan aksinya. Seakan Pramusapa tidak menyadari apa akibat pembiaran penumpang ramai memasuki Bus Transjakarta yang sudah padat berdiri.
Ditambah Pengemudi Bus Transjakarta tidak menyadari bahwa para supir membawa penumpang yang banyak berdiri, mengerem busnya secara mendadak berulang-ulang. Gerakan ini boleh menambah kreasi para pencopet dalam aksinya mencopet tidak diketahui penumpang. Kelincahan para pencopet dalam keadaan padat berdiri dan rem mendadak berulang- ulang membuat tangan pencopet leluasa tidak disadari korban dalam mencuri barang mereka.
Pemerintah Daerah Khusus Jakarta harus mengkaji ulang penggunaan dan operasional Busway unggulan DKJ sebagai alat transportasi massal yang di kehendaki Masyarakat Umum Jakarta dan Pariwisata baik Nasional dan Mancanegara.
Manejemen Bus Transjakarta wajib memprioritaskan Keamanan dan Kenyamanan Penumpang sebagai Ramah-Tamah Pada penumpang umum dan Pariwisata yang berkunjung, baik Nasional dan Mancanegara.
Seperti kisah seorang Redaksi Kabar Daerah Kepri yang Naas di dalam Busway Transjakarta, Atas kehilangan sebuah HP Oppo miliknya yang mana Hp itu sebagai alat Penunjang karirnya dalam meliput, karena didalam Hp tersebut suatu simpanan penting yakni Data-data yang harus dipertanggungjawabkan dalam pemberitaan yang dia sudah publikasikan dan data-data lain yang beliau simpan.
Ketika Redaksi Kabar Daerah Kepri melaporkan pencurian HP nya ke Polsek, beliau diresahkan oleh kata-kata yang membuatnya tidak nyaman dan tidak tepat yang harus keluar dari ucapan seorang APH.
“Oh ya pak, apa yang Bapak inginkan dari HP Bapak yang dicuri, apakah untuk mengembalikan nomor bapak itu atau ingin Hpnya kembali?,” Tanya oknum polisi yang di jumpai waktu pelaporan pertama.
“Ya, pak, kalau untuk nomor Hp itu kembali pada saya, tak perlu saya melapor ke Polisi, untuk apa buang-buang waktu. Saya mau HP itu dapat kembali. HP itu Prioritas saya, Hp itu Harga diri saya, Hp itu hidup saya, karena di HP penjagaan karierku, pertanggung jawabanku dalam pekerjaan ku, dan disitu juga data saya dan keluarga dan lainya. Itu lebih dari hidupku, mohon pahami saya,” Jawab redaksi.
Setiap pekerjaan harus dilengkapi oleh pengetahuan yang memadai untuk menghindari ketidak nyamanan seorang pelapor dan seutuhnya untuk tidak mengklasifikasikan level pelaporan masyarakat umum yang sedang melapor. Ini selalu identik dalam setiap pelaporan hingga membuat kekurang seriusan seorang APH dalam bertidak dalam menangani pelaporan masyarakat dengan me-levelkan pelaporan dan membuat nilai yang dilaporkan.
Ketika Redaksi menanyakan system pemantauan keamanan dalam Bus Transjakarta pada seorang anggota Babinsa Kodam jaya yang sedang bertugas, yang baik mendampingi Redaksi pada saat melapor pada Polsek Senen Jakarta, beliau mengatakan setiap Busway dilengkapi oleh CCTV dan mengatakan akan memeriksa rekaman CCTV yang Redaksi Tumpangi.
Redaksi kabar Daerah Kepri akan menunggu hasil baik dari Polsek Senen dan hasil Rekaman CCTV Busway untuk informasi selanjutnya. (Red)